Jumat, 23 Juli 2010

KATA-KATA MUTIARA DAN NASEHAT HADHRATUS SYAIKH KH. SYUKRON MAKMUN

Pengantar:
Alhamdulillah, berkat nikmat yang Allah limpahkan, Ana dapat menyusun kumpulan kata-kata mutiara dan nasehat guru kita Hadratus Syaikh KH. Syukron Makmun hafidzahullah. Sebenarnya banyak nasehat dan kata mutiara beliau yang sudah Ana kumpulkan dalam satu diary khusus, akan tetapi diary itu hilang. Untung saja, masih ada diary lain yang masih ada. Mayoritas kata mutiara dan nasehat ini tertulis di agenda tahun 1988 yang diambil dari berbagai acara selama nyantri di Daarul Rahman, antara lain kuliah subuh, haflatul wada’, pelantikan IP3DR/IP4DR dan lain-lain, kemudian Ana klasifikasikan kepada beberapa kategori. Ana berharap teman-teman bisa menyempurnakan lebih banyak lagi, sehingga pesan Kyai kita dapat terus kita ingat, dan seakan kita merasa masih seperti di Daarul Rahmann dulu.

  Kategori ”GURU”
  1. Orang yang mengajarmu satu huruf yang diperlukan dalam agama adalah bapakmu dalam agamamu.
  2. Hormatmu pada gurumu lebih baik dari pada ilmu yang kau terima darinya
  3. Guru yang tidak berwibawa dan tidak dihormati karena tidak menghormati gurunya sewaktu menjadi murid
  4. Kalau ingin kaya janganlah jadi ustadz, jadilah pedagang.

 Kategori ”ILMU DAN ULAMA”
  1. Orang yang tidak berilmu, tidak dipentingkan orang
  2. Orang yang tidak berilmu, tidak diorangkan orang
  3. Ilmu itu bagai lautan, semakin kita dalami semakin dalam lautan itu
  4. Sesuatu, kalau diisi akan penuh, tapi ada yang tidak penuh-penuh kalau diisi, itulah otak
  5. Walaupun ilmu banyak, tapi tidak berakhlak maka akan dikutuk Allah
  6. Kalau kita belajar dengan sejarah maka akan menjadikan jiwa kita dinamis
  7. Sangat penting mempelajari sejarah agar berjiwa patriot
  8. Menuntut ilmu adalah ibadah qalbu
  9. Orang yang bisa baca, tapi tidak mau membaca maka ia sama dengan orang buta huruf
  10. Ilmu itu didapat dengan rajin membaca
  11. Jadikan ilmu sebagai kekasihmu
  12. Nilai 1 yang diuji lebih baik daripada nilai 10 yang tidak diuji
  13. Hargailah dirimu dengan ilmu dan akhlak
  14. Ijazahmu sesungguhnya adalah ilmu dan akhlakmu
  15. Ulama adalah cendikiawan intelektual Islam yang disiplin dengan ilmunya dan mengamalkannya
  16. Kyai diibaratkan penggembala kambing. Kalau penggembala kambing menjaga kambing dari srigala. Bagaimana jika penggembalanya sendiri mempunyai srigala? (khianat pada umat?)
  17. Kyai karbitan adalah orang Islam yang pakai peci, sorban, tasbih tapi ilmunya tidak ada.
  18. Kyai karbitan menyebutkan diri bahwa dia adalah kyai bukan oleh masyarakat
  19. Ulama akhirat adalah yang tujuannya mencari ridho Allah dan untuk kepentingan agama
  20. Ulama dunia adalah yang tujuannya mencari materil meskipun kerja/mengajarnya sama dengan ulama akhirat, tapi niatnya lain.

 Kategori ”PEMIMPIN dan ORGANISASI”
  1. Pimpinlah dirimu sebelum memimpin orang lain
  2. Pemimpin yang tidak mau turun pasti diturunkan
  3. Semua posisi adalah penting dan tidak ada yang terpenting dari lainnya
  4. Orang yang pernah berorganisasi hidupnya tak akan buta.
  5. Kalau biasa meremehkan orang, maka akan diremehkan orang.
  6. Jadilah orang yang siap dipimpin dan siap memimpin
  7. Disiplin dapat ditegakkan bukan dengan kekerasan
  8. Wibawa dengan kekerasan adalah wibawa semu
  9. Yang membuat seseorang tidak berwibawa adalah karena ia memerintah tapi tidak melaksanakan, kemudian melakukan kekerasan untuk mengembalikan wibawa.
  10. Jangan jadi pengurus seperti calo, memerintah anggota tapi ia tidak melaksanakan
  11. Negara yang zalim jika pemerintahannya kehilangan akal akan pendapat rakyat yang kontra maka jalan terakhirnya dengan kekejaman seperti yang terjadi pada namrudz terhadap Ibarhim

 Kategori ’PRINSIP HIDUP”
  1. Janganlah kau jadi manusia bermental kerupuk yang cepat layu oleh angin dan hujan
  2. Lauk yang paling enak adalah rasa lapar
  3. Jadilah Pegawai Allah
  4. Orang peragu tidak akan sukses
  5. Orang yang berbudi adalah orang yang tahu budi
  6. Sarjana adalah orang yang pandai membuat lapangan pekerjaan bagi orang lain, bukan orang yang pandai mencari pekerjaan kesana-kemari.
  7. Janganlah jadi orang yang kepalangtanggung
  8. Orang yang berani hidup melarat belum tentu melarat
  9. Orang yang terbiasa hidup sederhana akan siap menghadapi hidup mewah, tetapi orang yang terbiasa hidup mewah tidak siap hidup sederhana.
  10. Berbahagialah orang yang tahu kekurangannya
  11. Merasa sudah sempurna adalah berbahaya
  12. Janganlah lari dari persoalan
  13. Jadilah orang yang serba beres
  14. Yang punya niat dan tekad bulatlah yang akan berhasil
  15. Istirahat adalah berpindahnya seseorang dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain

Kategori ”CINTA”
  1. Cinta itu menyiksa, jika tidak siap tersiksa, jangan coba mencinta
  2. Orang yang tidak pernah bosan pada sesuatu, karena ia mencintai sesuatu itu
  3. Kalau kau mencintai sesuatu (ilmu) pasti kau mencarinya sampai ketemu
  4. Ilmu itu harus dijadikan kecintaannya/hobinya
  5. Korbankanlah apa yang kau cintai demi sesuatu yang lebih kau cintai (Allah SWT)

 Kategori ”PERGAULAN”
  1. Jangan jadi orang asing di negerinya sendiri
  2. Ke kandang kambing mengembik, ke kandang kerbau mengaum. Artinya: harus menyesuaikan diri.
  3. Maukah anak-anakku jadi seperti ayam? Nasib ayam jadi susah: Kalau orang kawin, ia mati, kalau ia mati ia juga ikut mati (selalu menjadi objek penderita)
  4. Jangan marah kalau tidak ditolong Allah, sudahkah menolong saudaranya?/muslim
  5. Jadilah seperti ikan hidup, meski hidup di lautan yang asin namun ia tetap tawar (istiqomah). Dan janganlah menjadi seperti ikan mati yang larut dibentuk orang, menjadi ikan asin, dendeng dan lain sebagainya
  6. Jika terjun ke suatu desa, di sana ada macannya, maka dekati dulu macannya baru bergaul dengan masyarakat.
  7. Kalau biasa meremehkan orang, maka akan diremehkan orang.
  8. Jangan melupakan jasa orang yang berjasa
  9. Hormatilah orang lain, maka kau akan dihormati
  10. Orang yang minta dihargai adalah orang yang tidak berharga

 Kategori ”PEMAHAMAN KEAGAMAAN”
  1. Pembaharuan Islam adalah mengembalikan agama kepada kebenarannya, bukan merubahnya
  2. Pembaharuan Agama dengan merubah agama berarti penggusuran agama
  3. Perintah Allah bukan sekedar untuk diseminarkan, tapi untuk diamalkan
  4. Membaca ilmu pengetahuan harus dikaitkan dengan nama Tuhanmu
  5. Suatu kewajiban pertama bagi santri adalah mendahulukan kebersihan batinnya dari akhlak yang tercela.
  6. Modernisasi tidak bertentangan dengan Islam. Yang bertentangan adalah westernisasi, seperti berpakaian minim
  7. Kalau wanita setengah telanjang adalah modern, maka kuda lebih modern?
  8. Pergaulan bebas wanita dan pria itu namanya pembinatangan manusia
  9. Modenisasi dalam Islam: Yes, Westernisasi dalam Islam: No.
  10. Modernisasi bukan penghancuran moral
  11. Perkembngan manusia harus sesuai dengan agama, bukan agama yang disesuaikan dengan hawa nafsu manusia.

KUMPULAN NASEHAT ISLAMI

WAHAI UMAT MANUSIA, PELUKLAH AGAMA ISLAM AGAR KALIAN SELAMAT DUNIA AKHERAT, SESUNGGUHNYA ISLAM ADALAH SATU-SATUNYA JALAN KESELAMATAN 

Dikutib melalui alamat ini (www.alsofwah.or.id)

kumpulan kalimat mutiara nasehat bijak islam – kata-kata nasehat bijaksana islami

kumpulan kalimat mutiara nasehat bijak islam – kata-kata nasehat bijaksana islami
===============================
Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi jangan minder dengan kekurangan kita. dan jangan iri dengan kelebihan orang. HARGAILAH DIRIMU APA ADANYA!!!
=========================
Berbicara cinta sejati, ketahuilah sesungguhnya segala ni’mat ini adalah dari Allah SWT, termasuk ni’mat mencintai lawan jenis, untuk itu gunakanlah bingkai yang dibenarkan oleh syariat, dan bingkai itu adalah pernikahan. Itulah sunnah yang sesungguhnya,
===============================
IKUTILAH JALAN KEBENARAN ITU JANGAN HIRAUKAN WALAUPUN SEDIKIT ORANG MENGIKUTINYA! JAUHKANLAH DIRIMU DARI JALAN JALAN KESESATAN DAN JANGANLAH TERPESONA DENGAN BANYAKNYA ORANG ORANG YANG MENEMPUH JALAN KEBINASAAN!
Sunnah itu bagaikan bahtera nabi nuh.Barangsiapa mengendarainya niscaya dia selamat dan barangsiapa terlambat dari bahtera tersebut maka dia akan tenggelam……
=============================
““Muslim sejati adalah yang tidak pernah menggunakan lisan dan tangannya untuk menyakiti sesama muslim.” (HR. Bukhori dan Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash, Riyadhus Sholihin No. 222)”
=============================
“Ingatlah bahwa salah satu sifat muslim sejati adalah bersabar ketika ditimpa musibah dan bersyukur ketika mendapat nikmat. Subhanallah.. …”
—————————————————————————————————————-
kumpulan kalimat mutiara nasehat bijak islam – kata-kata nasehat bijaksana islami
—————————————————————————————————————-
“Orang yg sukses adlh mereka yg berhasil mengenali, menggali, & memompa seluruh potensi Diri, shg mampu menggagas karya2 & ide2 terbaik demi kemaslahatan Ummat.. Salam Ukhuwah dan Silaturahim… Keep Hamasah !!!”
===================
“Berilmu lah sebelum berbicara, bersikap, dan bertindak. Diam adalah kehati hatian. Perhatikan darimana kamu ambil kabar berita..periksa siapa yang berbicara, dan telitilah mana yang benar dan salah!”
=====================
“”Hati yg plg Allah kasihi ialah hati yg plg lembut t’hdp saudaranya, plg bersih dlm keykinannya & plg baik dlm agama” “salam ukhuwah untuk semua sahabatku…
=================================
“seorang mu’min itu jika dia melihat, maka dia mengambil pelajaran, jika dia diam maka dia berfikir, jika dia bicara maka dia mengingat, jika dia diberi sesuatu maka dia bersyukur dan jika dia dicoba maka dia bersabar.”
============================
“Tetaplah tegar!! Krna ALLAH akn slalu mjaga&mLindungimu.. jgn gentar,sdih,atau tkt jk km org b’iman..! Ktakan kbenaran wlw bnyk d hujat org..krn ssngghny bpegang pd islm d hr ini spt mmegang bara api..”
=========================
“Sesuatu akan lebih terasa berharga ketika kita sudah tidak memilikinya,,maka hargai dan jagalah segala yg kita miliki…
====================================
“jlnilah hidup ini penuh dgn takwa&tawakal wahai manusia, karena bumi ini hanya titipan ALLAH SWT semata. Tegakkanlah Jihad fi Sabilillah dgn keridhoan ALLAH SWT dimuka bumi ini, jgn ada p’pecahan shg b’cerai berai antar saudara muslim.
=======================
“Allah itu Tujuan kami… Rasulullah tauladan kami., Alquran Undang2 kami.. Jihad itu jalan hDp kami… Mati d Jalan Allah Cita2 kami t’Tinggi..”
—————————————————————————————————————-
kumpulan kalimat mutiara nasehat bijak islam – kata-kata nasehat bijaksana islami
—————————————————————————————————————-
Hai saudara-saudaraku umat muslim, mari kita kuatkan barisan kita. Kita tingkatkan keimanan kita. Kita tegakkan kalimat Allah dimuka bumi ini. Insya Allah, kita akan mendapat ridha-Nya.
Allahuakbar!!
=================
Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu di akhirat
================
Adalah mengagumkan ada seseorang pada hari ini yang mendakwahkan As-Sunnah . Dan lebih mengagumkan lagi adalah orang yang menerima dakwah As-Sunnah. (Irsyadus Sari Fi Syarhis Sunnah lil Barbahari,hal 248)
================
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :
“Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran.” (Al Fatawa 4/149)
==========================
“Ya Allah.. Jikalau cinta ini adalah ketertawanan,tawanlah hatiku dengan cinta kepada-Mu,agar tidak ada lagi yg dapat menawan hatiku.. Jikalau rindu ini adalah rasa sakit,penuhilah rasa sakit ini dengan rindu kepada-Mu….”
====================
“Ssngguh’a sbnar-bnar prkataan adl Kitabullah&sbaik -baik ptnjuk adl ptnjuk Muhammad shallallahu ‘Alaihi Wasallam & sburuk-bruk prkara adl yg d ada2kan(dlm ibdah) krn stiap yg d ada2kan adl bid’ah & stiap bid’ah adl ssat & stiap kssatan brada d neraka”
=============
“Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa.49:13″
=============
“Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya sementara dan kepada Rabbul ‘Alamin, Allah Tabaraka Wa Ta’ala, kita semua akan kembali. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian istiqamahlah!”
—————————————————————————————————————-
kumpulan kalimat mutiara nasehat bijak islam – kata-kata nasehat bijaksana islami
—————————————————————————————————————-
““Islam mulai muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awal munculnya maka beruntunglah orang-orang asing itu”(HR. MUSLIM)”
============
“syaik Bakr Abu Zaid berkata: Hiasilah dirimu dengan etika etika jiwa berupa menjaga kehormatan diri, santun,sabar,rendah hati dalam menerima kebenaran, berprilaku tenang dalam bersikap dan berwibawa,teguh serta tawadhu””
============
cinta itu memang indah tapi apakah adil cinta itu hanya untuk manusia saja, sementara manusia itu tidak seberapa pengorbanan nya pada kita, apakah pantas cinta untuk sang pencipta kita taruh pada bagian kedua, pdhl jika bkn karna Nya, apakah mungkin kita bisa merasakan kenikmatan dunia ini,?? janganlah kita terlalu cinta pada manusia yang membuat kita lupa akan kecintaan allah pada kita,, nau’uzubillah

Rabu, 07 Juli 2010

30 kunci yang berada di tubuh manusia yaitu:

1. alif = hidung
2. ba" = mata
3. ta" = tempat mata(lubang tempat mata)
4. tsa" = bahu kanan
5. jim = bahu kiri
6. ha = tangan kanan
7. kha = tangan kiri
8. dal = telapak tangan kanan dan kiri
9. dzal = kepala dan rambut
10. ro" = rusuk kanan
11. zai = rusuk kiri
12. sin = dada kanan
13. syin = dada kiri
14. shod = pantat kanan
15. dhod = pantat kiri
16. tho" = hati
17. zho" = gigi
18. ain = paha kanan
19. ghoin = paha kiri
20. fa" = betis kanan
21. kof = betis kiri
22. kaf = kulit
23. lam = daging
24. mim = otak
25. nun = nur/cahaya
26. wau = telapak kaki kanan dan kiri
27. HA" = sungsum tulam
28. lam alif = manusia utuh
29. hamzah = memenuhi segala
30. ya" = mulut/manusia

Cara pemakaian:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan ...................

contoh:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan ALIF
contoh:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan Hamzah

30 kunci dipakai untuk membersihkan bagian bagian tubuh dari hal -hal yang negatif.sehingga tubuh dapat berfungsi normal.dan tentunya meningkatkan tingkat kita dalam hal dunia dan spiritual.

Makna Filosofis Huruf Alif

Banyak perintah Allah. yang menganjurkan kita merenung __ tadabbur __ atau memikirkan makna-makna ayat Al-Qur’an. Diantaranya adalah : “Maka apakah mereka tidak memikirkan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”[1] Dalam firman di atas, Allah swt. tidak menggunakan kalimat berita __ kalam khabari __ yang langsung dapat ditangkap tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu, akan tetapi justru menampilkaan kalimat dalam bentuk pertanyaan retorik, yaitu sebuah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, namun memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh. Dalam firman tersebut sebenarnya Allah sedang memberikan dorongan kepada kita agar selalu berjuang untuk mencari mutiara-mutiara indah yang tersebar dalam lautan Al-Qur’an. Dalam firman tersebut seolah-olah Allah menegaskan : “Semestinya mereka itu berjuang sungguh-sungguh merenungkan makna-makna kandungan Al-Qur’an, dan janganlah hatinya dibiarkan terkunci”. Allah memberikan ancaman dengan neraka jahannam bagi hamba-hamba-Nya yang sebenarnya mempunyai hati, namun tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, mempunyai mata, namun tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, mempunyai telinga, namun tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu dipandang lalai oleh Allah dan diposisikan seperti binatang ternak yang tidak mampu berpikir karena memang tidak dikaruniai akal.[2]

Untuk menemukan mutiara-mutiara indah dari Al-Qur’an yang menjadi pedoman dalam mengarungi semudera kehidupan di alam fana ini, seharusnya kita banyak tadabbur sebagai salah satu wujud perjuangan dan bukti adanya apresiasi __ penghargaan __ yang tinggi terhadap kitab suci yang kita miliki. Begitu banyaknya mutiara-mutiara indah dalam lautan Al-Qur’an, maka satu kali kita berpikir akan menemukan satu jenis intan permata, dua kali kita berpikir akan menemukan jenis intan permata yang lain, dan demikian seterusnya. Dalam Al-Qur’an, Allah. menggambarkan banyaknya intan permata yang amat indah itu dengan bahasa metaforis atau pemisalan sebagai media pendidikan bagi hamba-hamba-Nya, agar terbiasa merenungkan kebesaran-Nya melalui firman-firman-Nya, seperti makna ayat berikut ini : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”[3]

Apabila kita mencoba merenungkan makna-makna kandungan Al-Qur’an, dan memulai dari huruf-hurufnya yang dikenal dengan huruf hijaiyah, yang Al-Qur’an sendiri menyatakaan sebagai kitab suci yang diturunkan dengan bahasa Arab,[4] maka akan kita temukan intan permata yang sungguh sangat mengagumkan dan dapat dijadikan sarana dalam perjuangan meraih rido Allah. Dalam huruf hijaiyah, “Alif” berada pada urutan pertama yang dilambangkan dengan garis vertikal __ garis lurus dari atas ke bawah __ atau sama dengan angka satu dalam urutan nomor dan tidak dapat menerima harakat __ tanda baca __. Dan apabila Alif itu menerima harakat, maka statusnya berubah menjadi “Hamzah”.[5] Mengapa demikian, ada mutiara apa yang dapat ditemukan dalam huruf Alif itu?. Untuk menjawab pertanyaan di atas, marilah kita merenung dan berpikir dengan mempersandingkan makna filosofis huruf Alif dengan ayat-ayat Al-Qur’an.

Makna pertama. Alif merupakan satu-satunya huruf hijaiyah yang dilambangkan dengan garis vertikal dan berada pada urutan pertama dengan bentuk angka satu. Di sinilah, Alif lalu seirama dengan makna “Ahad” yang berarti satu, seperti yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an surat Al-Ikhlas, yang menegaskan kemurnian ke-Mahaesaan Allah.[6] Inilah essensi ajaran islam yaitu ajaran “tauhid”. Dengan demikian menjadi jelaslah, bahwa dalam huruf Alif mengandung informasi kepada kita, bahwasanya Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah dan Dia pula satu-satunya tempat kita memohon pertolongan.[7] Inilah yang disebut tauhid “Uluhiyah” Dan Dia pulalah satu-satunya yang menciptakan dan memelihara alam semesta beserta segala isinya.[8] Inilah yang disebut tauhid “Rububiyah”.[9] Keyakinan akan kemahaesaan Allah inilah yang mesti ditanamkan dengan mantap ke dalam lubuk hati kita, sehingga tidak gampang tumbang terhempas angin badai, dan tidak mudah tersesat jatuh ke lubang syirik yang oleh Allah dinyatakan sebagai dosa yang tidak diampuni.[10]

Makna ke-dua. Ketika huruf Alif kita posisikan sebagai makhluk ciptaan Allah, maka di atas Alif akan ditemukan titik agung yaitu sang Maha Pencipta Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, yang dalam bahasa Al-Qur’an dikenal dengan “Al-‘Aliyyu Al-‘Azhiimu” yang kekuasaan-Nya meliputi langit dan bumi,[11] rahmat-Nya melampaui segala sesuatu,[12] dan nur cahaya-Nya amat indah menerangi alam semesta.[13] Allah Maha Tingggi dan Maha Agung. Kita boleh berusaha meraih kedudukan yang tinggi, mendapatkan ilmu yang banyak, dan memperoleh sejuta macam harta kekayaan, akan tetapi semu itu berada dalam genggaman Allah,[14] keagungan ada di tangan-Nya dan kemuliaan adalah milik-Nya.[15] Dia bisa berbuat apa saja sesuai kehendak-Nya. Dia Maha Agung, yang keagungan-Nya tidak dapat dijangkau hanya dengan penglihatan mata jasmaniah, tetapi juga harus memfungsikan mata batiniah, sehingga kita dapat merasakan keagungan-Nya. Dalam perjalanan hidup, kita sudah terbiasa menggunakan mata fisik untuk melihat ke luar diri kita, sehingga sulit merasakan keagungan-Nya. Hal ini terjadi, karena mata hati kita telah menjadi buta. Allah berfirman : “ Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang berada dalam rongga dada”.[16] Untuk itulah Rasululla saw. mengingatkan kita agar senentiasa merenungkan ciptaan-Nya. Dan dalam perenungan yang menyelinap sampai ke relung hati itulah akan ditemukan keagungan-Nya.

Makna ke-tiga. Pada bagian teratas huruf Alif akan kita temukan titik atas, yang merupakan bagian yang terdekat dengan titik agung, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut “Al-Muqarrabun”, yaitu orang-orang yang dekat kepada Allah,[17] mereka hidup dengan penuh kedamaian, dan kelak akan mendapatkan kenikmatan yang melimpah dalam surga sebagai wujud kasih sayang-Nya. Keadaan mereka digambarkan dalam kitab suci : “Mereka itulah orang-orang yang di dekatkan kepada Allah, mereka berada dalam surga kenikmatan,[18] berada di atas dipan yang bertah-tahkan emas dan permata, [19] dikelilingi anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, [20] dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan, dan didampingi bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik”.[21] Begitulah indahnya kenikmatan yang akan diraih Al-Muqarrabun, sehingga pantaslah kiranya kita merebut posisi itu dengan cara memantapkan tauhid, mengikhlaskan ibadah dan menyuburkan akhlak karimah.

Makna ke-empat. Pada bagian terbawah huruf Alif dapat kita temukan pula titik bawah yang merupakan bagian terjauh dengan titik agung, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut “Asfala Safiliina”[22] yaitu orang-orang yang berada pada tingkat terbawah, karena telah hilang ciri utamanya sebagai manusia, yaitu akal. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Mujahid, Abu Al-‘Aliyah, Al-Hasan dan Ibnu Zaid ditegaskan, bahwa yang dimaksud dengan “Asfala Safiliina” adalah neraka.[23] Kemudian kita bertanya, siapa gerangan yang akan menempati posisi “Asfala Safiliina” itu?. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Allah dalam firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga, tetaapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.[24]

Dalam riwayat yang lain dikemukakan bahwa firman Allah “Tsumma Radadnaahu Asfala Saafiliina” (QS.At-Tin [95] : 5) adalah kembali ke tingkat pikun, yaitu manusia yang akal sehatnya telah hilang atau kembali seperti bayi yang baru lahir. Demikianlah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-‘Ufi yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas, Suatu ketika Rasulullah ditanya tentang kedudukan orang yang telah pikun. Pertanyaan tersebut dijawaab oleh Allah dengan menurunkan ayat selanjutnya, yaitu Al-Qur’an surat .At-Tin [95] ayat 6 yang menegaskan bahwa mereka yang beriman dan beramal saleh sebelum pikun __ hilang akalnya __ akan mendapat pahala yang tidak putus-putus.[25]

Hanya karena persoalan tidak berfungsinya akal sesuai kehendak Allah, manusia bisa disetarakan dengan seekor binatang ternak, bukan dalam kapasitasnya sebagai “bahan baku daging potong”, tetapi kesetaraan itu dalam sikap atau tingkah laku dan nilai kualitas hidup sebagai hamba Allah. Kita sebagai makhluk ciptaan-Nya, semestinya selalu bersyukur kepada-Nya, yang telah menciptakan kita dalam bentuk yang paling sempurna.[26] Manakala syukur itu diabaikan, ketahuilah, bahwa azab Allah akan datang.[27] Syukur itu harus ditampilkan dalam bentuk sikap patuh dan tunduk kepada-Nya, karena semua apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya dan semuanya tunduk kepada-Nya.[28] Dia berkuasa atas segala sesuatu, dan kekuasaan-Nya tergambar dalam rekaman firman-Nya : “Katakanlah : Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.[29]

Rasulullah saw. memberikan sebuah nasehat yang sangat populer, agar kita selalu merenung atau berpikir : “Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berpikir tentang zat Allah sang Maha Pencipta, karena kamu tidak akan sanggup mengetahui kadar-Nya”.[30]

Makna ke-lima. Ketika kita merenung kembali tentang huruf Alif yang tidak pernah menerima harakat, maka lalu kita ingat akan ke-Mahaan Allah yang tidak pernah menerima pemberian, karena Dia adalah Maha Pemberi[31] __ Al-Wahhab __ , Dia berdiri sendiri, tidak berhajat kepada yang lain __ Al-Qiyamu binafsih __ bahkan Dialah yang secara terus menerus mengurus makhluk-Nya.[32] Berkaitan dengan posisi Allah sebagai sang Maha Pemberi, terdapat sebuah kisah dari salah seorang sahabat Nabi bernama Abdullah ibnu Mas’ud. Dalam kisahnya beliau bercerita : “Apabila kami menegakkan ibadah salat bersama Nabi, kami membaca do’a yang artinya : ‘Semoga salam sejahtera dilimpahkan kepada Allah dari hamba-Nya, dan juga kepada si Fulan dan si Fulan’. Lalu Nabi bersabda dengan nada teguran : Janganlah kalian megucapkan : ‘Semoga salam sejahtera dilimpahkan kepada Allah, karena sesungguhnya Allah-lah pemilik dan pemberi salam sejahtera itu’. Tetapi ucapkanlah : ‘Segala kehormataana adalah kepunyaan Allah, demikian pula rahmat dan kebaikan itu. Salam sejahtera, rahmat Allah dan berkah-Nya semoga dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam sejahtera semoga juga dilimpahkan kepada kita dan hamba-hamba Allah yang saleh’. Karena apabila kalian mengucapkan kalimat ini pasti mengenai setiap hamba di langit atau setiap hamba antara langit dan bumi. Seterusnya beliau mengumandangkan kalimat tauhid : ‘Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad utusn Allah’ . Kemudian beliau berdo’a dengan memilih salah satu do’a yang disukainya”.[33]

Kalau Allah itu Maha Pemberi, maka makhluk ciptaan-Nya itulah yang menerima pemberiaan-Nya. Allah memberi sesuatu kepada hamba-Nya tidak membutuhkan ucapan terima kasih apalagi imbalan, tetapi hamba itu wajib bersyukur kepada-Nya, karena ia sangat membutuhkan pemberian-Nya dan Dia telah memberinya tanpa pamrih. Manusia yang senantiasa menerima anugerah Allah, tetapi enggan untuk bersyukur, kita umpamakan dengan huruf Alif yang menerima tanda baca __ harakat __ , yang statusnya kemudian berubah menjadi “hamzah”. Kata “Hamzah” adalah bentuk tunggal dari kata “Hamazaatun”[34] yang berarti “godaan” atau “bisikan” yang dapat menjatuhkan manusia ke lembah dosa. Manusia akan selalu menjadi sasaran bujuk rayuan setan, sehingga Allah mengajarkan sebuah do’a kepada kita, agar terhindar dari godaan-godaan atau bisikan-bisikan __ “Hamazaatin” __ yang dilancarkan oleh setan. Do’a tersebut diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an yang artinya : “Dan katakanlah : Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan”.[35]

Menerima pemberian Allah adalah hak manusia, namun manusia wajib bersyukur kepada-Nya. Allah berjanji akan menambah nikmat karunia-Nya bagi setiap hamba-Nya yang bersyukur. Dan akan memberikan azab yang amat pedih bagi hamba-Nya yang kufur (tidak bersyukur).[36] Manusia yang tidak bersyukur atau kita sebut dengan kufur nikmat, berarti ia telah berkiblat kepada bujuk rayuan setan, sehingga jatuh ke dalam perbuatan nista dan dosa, akibatnya akan terlempar ke dalam jurang azab yang menghinakan. Renungkan firman Allah berikut ini : “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya,[37] Allah akan melaknatnya di dunia dan akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan”.[38] Manusia tidak akan pernah ada yang mampu menghindar dari azab-Nya, kecuali hanya karena rahmat dan kasihsayang-Nya.

Makna ke-enam. Kata “Alif” dalam bahasa Arab antara lain berarti “mengasihi” senada dengan arti “Rahmah”. Di sisinlah, kita dapat membuka tabir informasi dari huruf Alif, bahwa Allah memiliki sifat kasih sayang yaitu Rahman dan Rahim. Rasulullah saw. mengingatkan kita agar selalu berakhlak dengan akhlak Allah Yang Maha Kasih dan Maha Sayang, yang kasih-Nya tiada pilih kasih dan sayang-Nya tiada pandang sayang. Demikianlah seharusnya dalam mengarungi kehidupan di alam fana ini, sehingga mampu menemukan kedamaian dan kasih sayang dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Makna ke-tujuh. Ketika kita memandang huruf Alif dengan pandangan yang jernih, akan kita temukan sisi kanan dan sisi kiri yang sama, lalu kita sandingkan temuan itu dengan bahasa Al-Qur’an, maka kita akan mampu menangkap mutiara-mutiara indah yang nilainya sangat tinggi. Sisi kanan dalam Al-Qur’an disebut dengan golongan kanan atau “Ashhabu Al-Yamin”,[39] yaitu hamba-hamba Allah yang taat dan patuh mengikuti ajaran-Nya. Dan sisi kiri dalam Al-Qur’an disebut dengan golongan kiri atau “Ashhabu Al-Syimal”,[40] yaitu hamba-hamba Allah yang mengingkari ajaran-Nya. Di sinilah nitralitas huruf Alif dapat kita temukan. Alif yang mempunyai arti “mengasihi”, maka sisi kanan dan sisi kiri, keduanya mendapatkan kucuran kasih. Ketika Alif kita terjemahkan dengan Allah, maka kasih Allah akan mengalir kepada manusia yang beriman __ golongan kanan __ dan juga mengalir kepada manusia yang kafir __ golongan kiri __ , semuanya menerima kasih-Nya sebagai wujud sifat rahman-Nya yang meliputi segala sesuatu.

Makna ke-delapan. Ketika huruf Alif disambung dengan huruf lain, maka hanya dapat disambung ke arah kanan sebagai lambang kebenaran dan keadilan. Allah swt. akan selalu berpihak kepada kebenaran dan keadilan, dan akan bertindak seadil-adilnya. Dia akan memberikan balasan kebaikan kepada hamba-hamba-Nya yang berbuat baik dan berkiblat kepada kebenaran. Demikian pula sebaliknya, Allah akan memberikan balasan keburukan kepada hamba-hamba-Nya yang melakukan keburukan dan berkiblat kepada kebatilan.

Huruf Alif yang hanya dapat disambung ke arah kanan sebagai lambang kebenaran dan keadilan, memberikan informasi kepada kita, bahwa pelakunya akan mendapatkan kenikmatan yang dapat mengantarkan menuju kebahagian yang sesungguhnya, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Demikian pula sebaliknya, huruf Alif yang tidak dapat disambung ke arah kiri sebagai lambang kejahatan, juga memberikan informasi kepada kita, bahwa pelakunya akan diganjar dengan azab yang penuh penderitaan. [41] Oleh karena itu, apabila kita masih cenderung ke arah kiri, atau mungkin masih berada di sebelah kiri, segeralah berbalik dan berlari menuju ke arah kanan untuk menikmati hidanngan Allah, yaitu hidayah,[42] sehingga rahmat kasih sayang-Nya, dua-duanya dapat kita raih, yaitu kasih sayang-Nya di masa kini dan masa mendatang sebagai kebahagiaan jangka panjang yang abadi di akhirat kelak.

Kalau rahmat Allah belum kita rasakan, bukan karena rahmat-Nya yang terbatas, akan tetapi karena kita sering kali menutup rahmat itu. Ada sebuah ilustrasi : Cahaya matahari dapat menerangi alam semesta. Tetapi dalam hutan yang lebat, cahayanya dapat tertutupi oleh lebatnya dedaunan, sehingga pepohonan di bawahnya tidak tertembus cahaya. Hal itu terjadi bukan karena keterbatasan cahaya matahari, tetapi karena lebatny dedaunan yang ada di hutan itu sendiri. Kalau kita belum merasakan adanya rahmat Allah, mungkin karena kita menutup diri, mungkin karena dosa-dosa kita masih selebat dedaunan di hutan, dan mungkin juga karena kita masih setia bergandengan dengan sifat-sifat hewani, sehingga rahmat kasih sayang-Nya tiada terasa. Mahabenar Allah lagi Mahaluas ilmu-Nya 

[1] QS. Muhammad [47] : 24, dan ayat yang senada QS. An-Nisa’ [4] : 82
[2] Baca QS. Al-A’raf [7] : 179
[3] QS. Luqman [31] : 27
[4] QS. Asy-Syu’ara’ [26] : 195, Yusuf [12] : 2, Thaha [20] : 113, Al-Ahqaf [46] : 12,- dll.
[5] Al-Munjid, Dar El-Masyriq, Beirut, Lebanon, cetakan ke-27, 1984, hal. 1
[6] Surat Al-Ikhlas termasuk salah satu surat dalam Al-Qur’an yang berada pada urutan ke-112, terdiri dari 4 ayat, yang artinya : 1. Katakanlah : Dialah Allah Yang Mahaesa, 2. Allah adalah tempat meminta, 3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.
[7] Senada dengan makna surat Al-Fatihah ayat 5, yang artinya : “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.
[8] Senada dengan makna surat Al-Fatihah ayat 2, yang artinya : “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Tuhan semesta alam adalah terjemahan dari “Rab Al-‘Aalamina”. Rab berarti : Tuhan yang dita’ati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Al-‘Aalamina berarti semesta alam yaitu semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai macam jenis, seperti alam manusia, alam binatang, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Semua itu adalah ciptaan Allah.
[9] Penjelasan tauhid Rububiyah dan Uluhiyah, dapat dibaca dalam sebuah kitab yang disusun oleh : Abdul Aziz El-Ruwais dan Ibrahim El-Sulaiman, berjudul “Muqarrar Al-Tauhid Wal-Fiqh Wa Al-Tahdib”, untuk kelas 1, Wizarah Al-Ma’arif Al-Mudiriyah Al-‘Ammah lil-Abhats wal-Manahij wal-Mawaddah Al-Ta’limiyah, Al-Mamlakah Al-‘Arabiah Al-Su’udiyah, cetakan ke-3, 1977 M / 1397 H, hal. 11 - 12
[10] QS. An-Nisa’ [4] : 116
[11] QS. Al-Baqarah [2] : 255, dikenal dengan ayat kursi.
[12] QS. Al-A’raf [7] : 156
[13] QS. An-Nur [24] : 35
[14] QS. Az-Zumar [39] : 67
[15] QS. Fathir [35] : 10
[16] QS. Al-Hajj [22] : 46
[17] QS. Waqi’ah [56] : 11
[18] QS. Waqi’ah [56] : 12
[19] QS. Waqi’ah [56] : 15
[20] QS. Waqi’ah [56] : 17 - 18
[21] QS. Waqi’ah [56] : 20 - 23
[22] QS. At-Tin [95] : 5
[23] Al-Imam Al-Fakhru Al-Razy, Tafsir Al-Kabir, jilid 11, Dar Ihya’ Al-Turats, Beirut, Lebanon, 2001 M / 1422 H, hal. 213,- dan Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, karya Imadu Al-Din Abu Al-Fida’ Ismail bin Katsir, Syirkah AlNur, Asia, tanpa tahun, hal. 527.
[24] QS. Al-A’raf [7] : 179
[25] KH.Qamaruddin Shalih, H.A.A. Dahlan, Drs. M.D. Dahlan, Asbabun Nuzul, CV. Diponegoro, Bandung, 11974, hal. 581- dan lihat pula karya Imam Al-Syuyuthi, Asbabbun-nuzul, Dar Al-Fajr Litturats, Kaero, 2002/1423, hal. 461.

[26] QS. At-Tin [95] : 1 - 8
[27] QS. Ibrahim [14] : 7
[28] QS. Al-Baqarah [2] : 116
[29] QS. Ali ‘Imran [3] : 26
[30] Hadis Nabi berbunyi :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ r : تَفَكَّرُوْا فِى الْخَلْقِ وَلاَ تَفَكّرُوْا فِى الْخَالِقِ فَاِنَّكُمْ لاَ تَقْدِرُوْنَ قَدْرَهُ.
[31] QS. Ali ‘Imran [3] : 8, Shad [38] : 35
[32] QS. Ali ‘Imran [3] : 2
[33] Mughirah bin Bardizbah, Shahih Al-Bukhari, jilid 1, Dar Al-Fikr, Beirut, tanpa tahun, hal. 203, dengan hadis yang berbunyi ;

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : كُنَّا اِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ r فِى الصَّلاَةِ قُلْنَا : اَلسَّلاَمُ عَلَى اللهِ مِنْ عِبَادِهِ اَلسَّلاَمُ عَلَى فَلاَنٍ وَفُلاَنٍ فَقَال النَّبِيُّ r لاَ تَقُوْلُوْا اَلسَّلاَمُ عَلَى اللهِ فَاِنَّ اللهَ هُوَ السَّلاَمُ وَلَكِنْ قُوْلُوْا : "اَلتَّحِيَّاتُ ِللهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَيِّبَاتُ، اّلسَّلاَمَ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ". فَاِنَّكُمْ اِذَا قُلْتُمْ اَصَابَ كُلَّ عَبْدٍ فِى اسَّمَاءِ اَوْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ – وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. ثُمَّ يَتخَيَّرُ مِنَ الدُّعَاءِ اَعْجَبَهُ اِلَيْهِ فَيَدْعُوْا. رواه البخاري

[34] Al-Munjid, op cit, hal. 873
[35] QS. Al-Mu’min [23] : 97
[36] QS. Ibrahim [14] : 7
[37] Menyakiti Allah dan Rasul-Nya, maksudnya adalah melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak diridoi Allah dan tidak dibenarkan Rasul-Nya, seperti kufur, mendustakan kenabian dan sebagainya.
[38] QS. Al-Ahzab [33] : 57
[39] QS. Waqi’ah [56] : 27
[40] QS. Waqi’ah [56] : 41
[41] QS. Waqi’ah [56] : 27 - 55
[42] QS. Ash-Shaffat [37] : 99

Sabtu, 03 Juli 2010

Mutiara Kalbu

Mencintai Kekasih

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. (Ali bin Abi Thalib)

Sabar

Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR. Teman yang paling akrab adalah AMAL. Pengawal peribadi yang paling waspada adalah DIAM. Bahasa yang paling manis adalah SENYUM. Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.

ilmu

 Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian. – Muadz bin Jabal Radhiyyallahu anhu